Pemberitahuan - Tutup penerbitan :


Kami tidak menerbitkan buku baru atau mencetak ulang buku lagi. Penerbit tutup.




Kamis, 18 Desember 2014

OKULTISME DI BANDOENG DOELOE - Menelusuri Jejak Gerakan Teosofi dan Freemasonry di Bandung


OKULTISME DI BANDOENG DOELOE - Menelusuri Jejak Gerakan Teosofi 
dan Freeemasonry di Bandung
M. Ryzki Wiryawan
(18 x 24) cm; 166 hlm;  Bookpaper; 2014
ISBN: 978-602-14732-9-0
Harga  Rp 70.000

Tak dinyana, Kota Bandung ternyata menyimpan jejak-jejak gerakan okultisme di masa silam. Dua gerakan utama, Teosofi dan Freemasonry berkiprah signifikan di Bandoeng doeloe. Siapa saja tokoh-tokoh kedua gerakan tersebut dan apa yang saja kiprahnya, mengejutkan! Sejumlah fakta baru seputar sejarah Kota Bandung diungkapkan.
Pendekatan blusukan ternyata sudah dilakukan seorang bupati (pribumi) anggota Freemasonry sejak doeloe. Dalam otobiografinya Sang Bupati menjelaskan bahwa ia menggunakan metode tournee atau blusukan dalam mengelola 250 desa yang berada di wilayahnya. Ia biasa berkunjung dan menginap di rumah-rumah warga untuk membaur dan menyerap aspirasi warganya.

Dengan melakukan itu ia telah menembus batas-batas feodalisme yang masih berlaku saat itu.

Ada yang berkata, “Itulah tidak sesuai dengan kedudukan seorang pegawai tinggi, dan akan memerosotkan prestise seorang pembesar!” Tidak! Pada permulaannya cara bekerjasama begitu memang dahulunya dianggap aneh oleh rakyat jelata dan kaum feudal. Sekarang, di mana telah ada Civic Mission, anggapan kolot itu telah berkurang atau lenyap. Sebaliknya, rasa persaudaraan dan saling mempercayai perlahan-lahan mulai bertambah dan berkembang.

 Tersedia pula versi digitalnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar