Pemberitahuan - Tutup penerbitan :


Kami tidak menerbitkan buku baru atau mencetak ulang buku lagi. Penerbit tutup.




Kamis, 18 Desember 2014

SKETSA TOBA - Pesona Garis Kehidupan di Tanah Batak

 
SKETSA TOBA - Pesona Garis Kehidupan di Tanah Batak
Erland Sibuea

ISBN: 978-602-14372-8-3
 
Terbitan Khusus
 
Toba adalah kawasan yang indah, gugusan gunung dan danau yang sangat luas. Danau Toba berada di sebuah kaldera yang terbentuk dari letusan gunung berapi dan gempa bumi tektonik yang terjadi ribuan tahun lampau. Kawasan Toba berada di ketinggian +900 meter dari permukaan air laut dengan panjang danau +30 km dan lebarnya +100 km sehingga menjadikan Danau Toba merupakan danau terluas yang berada di kaldera dibandingkan danau manapun di seluruh dunia. Para peneliti dunia pun memperkirakan pembentukan kaldera Toba dan danaunya terjadi dengan sangat dahsyat yang tiada taranya dan membuat dunia berubah. Demikian pun keberadaan Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba begitu menarik perhatian.

Berabad-abad orang-orang Batak memenuhi tanah Toba dan berkembang mengiringi perkembangan dunia di sekitarnya dan di dalam diri orang-orang Batak sendiri. Alamnya yang dikelilingi gunung-gunung dari gugusan Bukit Barisan telah turut membentuk orang-orang Batak sebagaimana yang dapat dipahami kini. Orang-orang Batak membentuk sendiri sistem keyakinan dan sistem kekerabatannya yang unik. Kampung-kampung Batak tumbuh dan dibangun di tanah Toba sebagaimana orang-orang Batak melipatganda jumlahnya. Adat istiadat orang-orang Batak berkembang dan mendasari kehidupan keseharian.  Melihat kepada peninggalan-peninggalan masa lampau, orang-orang Batak terus berkembang dan berubah sesuai pengaruh dalam diri pikiran kolektif orang-orang Batak dan juga pengaruh dari pikiran yang dibawa atau sengaja dibawa ke dalam masyarakat Batak.

Tanah dan air Danau Toba menjadi sumber penghidupan bagi orang-orang Batak dengan memberikan hasil bumi dan ikan-ikan. Air Danau Toba berasal dari sumber-sumber air dari berbagai tempat dari dataran yang lebih tinggi dan tumpahan air Danau Toba mengalir ke laut melalui sungai-sungai dan juga yang sengaja dibuat untuk mengalir dan membasahi sawah-sawah. Ternak-ternak dipelihara untuk menjadi sumber makanan dan seperti kerbau dipakai untuk membantu orang-orang Batak mengelola tanah pertanian. Masyarakat Batak menciptakan berbagai macam masakan yang khas yang dapat dinikmati hingga kini.

Sistem keyakinan, adat dan kawasan tanah Toba yang indah itu menginspirasi orang-orang Batak menciptakan benda-benda seni. Rumah Batak yang khas dibangun dan dihias dengan indah dalam ragam hias dan seni patung yang memukau. Musik orang-orang Batak begitu hebat, khas dan sangat menggugah kita akan kebesaran Sang Pencipta yang telah memberikan tanah dan air Danau Toba kepada orang-orang Batak sekaligus memberikan penghiburan bagi pendengarnya. Kain tenun ulos dan cara pengerjaannya yang digabungkan dengan ragam hiasnya juga membuktikan kepiawaian orang-orang Batak dalam menciptakan benda seni.

Kawasan Toba yang indah ini memang memukau banyak orang yang memandangnya dan telah menjadikannya menjadi tujuan wisata yang diminati wisatawan dalam negeri dan mancanegara. Fasilitas untuk wisata dibangun dan paket-paket wisata dirancang. Modernisasi orang-orang Batak membuat kawasan ini menjadi terbuka baik orang-orang Batak yang belajar dan bekerja di kota-kota dan daerah-daerah lain. Kota-kota di tanah Batak pun dibangun seiring dengan peningkatan kebutuhan wisata dan peningkatan kehidupan orang-orang Batak. Orang-orang Batak banyak juga yang pergi merantau dan memenuhi sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi di berbagai kota di Indonesia dan dunia. Kemampuan intelektual orang-orang Batak sangat baik dan menjadi pemikir-pemikir penting di Indonesia. Orang-orang Batak telah memberikan sumbangsih yang besar kepada bangsa dan negara Indonesia bahkan dunia melalui pemerintahan, angkatan bersenjata, sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi, menjadi pengusaha, seniman-seniman besar, teolog-teolog dan agamawan, kaum profesional di dunia kerja dsb.

Aku pun menjadi salah seorang yang turut pergi ke dunia rantau, jauh dari Toba. Aku merasakan sesuatu yang terputus dengan Toba. Perjalanan panjang pun kurancang untuk menyusuri Toba: melihat-memperhatikan dan membuat sketsa-sketsa, mengumpulkan lalu membukukan sketsa-sketsa dalam buku ini. Ini kulakukan untuk menyatakan semarak dan kekaguman akan Toba yang cantik dan sekaligus menantang diriku dan setiap kita untuk bertindak dan bersegera ambil bagian dalam bentuk apa pun dalam menjaga kehidupan yang lestari-bahagia orang-orang Batak di tanah Toba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar