Pemberitahuan - Tutup penerbitan :


Kami tidak menerbitkan buku baru atau mencetak ulang buku lagi. Penerbit tutup.




Kamis, 31 Oktober 2013

ZABUR, edisi ke-3



ZABUR
Paguyuban Pelestari Terjemahan 1912
(12,5 x 18) cm; 318 hlm;  bookpaper; 2013
ISBN: 978-602-14372-2-3
Rp 40.000


        Lebih dari separuh syair dalam Kitab Zabur ditulis oleh Daud.
Selain Daud, beberapa penyairnya, antara lain Musa, sang pemberi hukum;
Sulaiman; Hizkia; bani Korah dan Asaf, masing-masing menulis karena
terkait penugasan mereka sebagai pemimpin biduan.

        Kitab Zabur mengantarkan setiap pembaca masuk ke dalam alam
penyembahan Allah dengan seluruh kekayaan dan kepenuhan-Nya.
Syair-syairnya mengungkapkan seluruh kerinduan terdalam manusia akan
pribadi Allah, disertai dengan jawaban dari Sang Khalik sendiri atas
kerinduan tersebut. Pembaca dapat menemukan bahwa untuk setiap
suasana hati manusia, entah apa pun dan bagaimanapun suasananya,
tersedia syair-syair yang mampu mengekspresikan setiap suasana tersebut.

Hai jiwaku, tenanglah pada Allah saja,
       karena dari Dialah pengharapanku.

Hanya Dialah gunung batu dan keselamatanku,
       Dialah kota bentengku, aku tak akan goyah.

Keselamatanku dan kemuliaanku ada pada Allah,
      gunung batu kekuatanku dan tempat perlindunganku adalah Allah.

Hai umat, percayalah kepada-Nya setiap waktu,
      curahkanlah isi hatimu di hadirat-Nya;
      Allah adalah tempat perlindungan kita.



Tersedia pula versi digitalnya di:

Rabu, 30 Oktober 2013

SEBUAH KUMPULAN PUISI BERBAHASA INGGRIS "Open Hearts, Quiet Streams"


OPEN HEARTS, QUIET STREAMS
Heather Jephcott
(12 x 18) cm; 200 hlm;  bookpaper; 2013
ISBN: 978-602-14372-1-7
Terbitan Khusus


Heather’s poetry is divinely inspired. It penetrates the soul and uplifts the heart. It challenges, comforts, exposes and heals. It is a reflection of the poet’s own experiences, yet we can all relate to them. It stems from a deep faith in Jesus, and yet its themes are universal. The person who reads, meditates on and digests these pages will walk away refreshed, if not transformed.
Armen Grakavian
A champion of the poor, the disabled in
Sydney and other places of the world


Heather Jephcott’s poems are basically the heartfelt outpourings of a poetic soul dealing in a constant commentary on her life and the world around that often succeeds by managing to be not abrasive. Her illustrations from which some of the poems come, however, exist in a more interesting artistic world of their own, untrammelled, unnamed, untamed and left free to the reader for his or her interpretation and make such a good counterpoint to her poems.

Dr. A.V. Koshy
Poet and Professor in English Literature
Saudi Arabia


I remember the joy of reading Heather’s poetry. It penetrates my soul. She is an inspiration. I see her love shining through her words. It makes me feel so good to see that she is close to God and God’s wishes.  

Kenneth Holmes
Poet, UK


As a personal friend of Heather Jephcott I am so honoured to support her in her writing.  For me, as I have come to know Heather, this one thing is certain, “What you are about to read, what you are about to absorb into your heart, has been a labor of sincerity with an aim to please, to cause thought, and to reach out.” I love Heather, because Heather is love in the purest sense of God’s Word. Be blessed with her and His love, for in what is before you, is such love.

Jack C. Pietrzak
Pueblo, Colorado, USA


The poems of Heather Jephcott are amongst the most fascinating of contemporary poetry. Writing in a very lucid and fresh style, Heather Jephcott has achieved an artistic miracle.The most beautiful thing about these poems is the positive attitude of the poet and her choice of proper and inevitable words for expressing her unique creative experiences.

Dr. Majrooh Rashid
Poet and professor in Kasmiri Literature
India


Heather’s poems are inspired, I always feel like I am right there with her and can see her heart so clearly in her writings.

Pam Frazier
USA


T.S. Elliot once said, “Genuine poetry can communicate before it is understood.” For a while I have known, he speaks the truth. Heather’s poems bring inspiration and optimism. They are beautifully layered with simplicity, hope and love. It is as if she doesn’t try, the poems just come. They flow and adapt to their surroundings and echo the voice of her words. They have often helped me overcome my own negativity. I have always enjoyed reading her poems and my feeling is... I always will.

Kartik Thopali
A young poet from India


I enjoy reading Heather’s poems and they really soothe my weary soul.

Tamanna Zaman
Bangladesh


Normally I find reading poetry a strain and to be understood well, requires deep thought to catch my mind, heart and soul. I have found Heather’s poetry to be simple, straight down to the main theme and with waves of intense and powerful personal observation and experience full of lucid emotion which impacts simply, easily, and pleasantly. Her poetry is much to my taste and I have found her to have a very mature and original mind.

Brigadier SL Narasimhan
Retd


Heather’s penned words break through to what my heart contained in “closed vaults” that I did not know were there ... her words empower me to know me better ... and grow in the Light. God is flowing through her making huge differences ... globally. I see that book as one of the Holy Spirit’s “tools” for setting more captives free.

Lindy Coombs
USA


Tersedia pula versi digitalnya di:

Kamis, 18 April 2013

SHOOT FOR THE MOON


Sebuah "buku ilustratif" berbahasa Inggris.


SHOOT FOR THE MOON
Clarisse Citra Angkasa
(25 x 20,5) cm; 84 hlm;  Matepaper; 2013
ISBN: 978-602-97719-9-2

Rp 100.000


Sebuah buku ilustratif berbahasa Inggris.
Berawal dari ruang kelas, Jack bercita-cita untuk tinggal di bulan. Sebuah cita-cita yang tak masuk akal bagi orang-orang lain. Lalu mereka menyarankan agar ia bercita-cita yang lain saja. Ia pun menjajakinya. Tetapi pada akhirnya ia bersikeras, ia mau tinggal di bulan. Tercapaikah impiannya itu?            

Tersedia pula versi digitalnya di:



Mutiara Hikmat Nabi Sulaiman


Mutiara Hikmat Nabi Sulaiman
Paguyuban Pelestari Terjemahan 1912
(12,5 x 18) cm; 172 hlm;  bookpaper; 2013
ISBN: 978-602-97719-8-5
Rp 30.000

Ibarat 1
22 Jangan rampasi orang miskin karena ia miskin,
dan jangan hancurkan orang yang tertindas di sidang pengadilan,
23 karena Allah akan membela perkara mereka,
lalu merampas nyawa orang yang merampasi mereka.

Ibarat 2
24 Jangan bersahabat dengan orang yang lekas gusar,
jangan bergaul dengan orang yang pemarah,
25 supaya jangan engkau meniru tingkah lakunya
lalu jiwamu kena jerat.

Ibarat 3
26 Jangan menjadi orang yang membuat perjanjian jaminan,
yang menjadi penjamin utang orang.
27 Jika engkau tidak mempunyai apa pun untuk membayarnya,
mengapa tempat tidurmu harus diambil darimu?

Ibarat 4
28 Jangan pindahkan batas tanah lama
yang ditetapkan oleh nenek moyangmu.

Ibarat 5
29 Apakah engkau memperhatikan orang yang terampil dalam pekerjaannya?
Ia akan berdiri di hadapan raja-raja, bukan berdiri di hadapan orang yang rendah. 

Ibarat 6
1 Apabila engkau duduk makan dengan seorang penguasa,
perhatikanlah baik-baik apa yang ada di hadapanmu.
2 Taruhlah pisau pada lehermu,
jika engkau orang yang rakus.
3 Jangan ingini makanannya yang sedap,
karena itu makanan yang menipu.

Ibarat 7
4 Jangan bersusah payah untuk menjadi kaya,
jadilah bijak dan berhentilah.
5 Jika kaulayangkan pandang pada kekayaan, hilanglah dia,
karena pasti tumbuh sayap padanya
lalu ia terbang ke langit seperti rajawali.

Ibarat 8
6 Jangan makan roti orang kikir,
dan jangan ingini makanannya yang sedap,
7 karena ia seperti orang yang selalu menghitung-hitung dalam hati.
Katanya kepadamu, “Makanlah dan minumlah,”
tetapi hatinya tidak tulus terhadapmu.
8 Sepotong yang telah kaumakan akan kaumuntahkan,
dan perkataanmu yang manis akan sia-sia.

Ibarat 9
9 Jangan berkata-kata di telinga orang bodoh,
karena ia akan menghina perkataanmu yang bijaksana.

Ibarat 10
10 Jangan pindahkan batas tanah lama,
dan jangan masuki ladang anak-anak yatim,
11 karena Penebus mereka kuat,
dan Ia akan membela perkara mereka melawanmu.

Ibarat 11
12 Arahkanlah hatimu kepada didikan,
dan telingamu kepada perkataan pengetahuan.

Ibarat 12
13 Jangan enggan menggembleng anakmu,
jika engkau memukulnya dengan rotan, ia tak akan mati.
141 Engkau memukul dia dengan rotan,
tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari alam kubur.

Ibarat 13
15 Hai anakku, jikalau hatimu bijak,
hatiku juga gembira.
16 Batinku pun bersukaria
ketika bibirmu berkata jujur.

Ibarat 14
17 Janganlah hatimu iri terhadap orang-orang berdosa,
tetapi bertakwalah senantiasa kepada Allah,
18 karena sesungguhnya ada masa depan,
dan pengharapanmu tak akan putus.

Ibarat 15
19 Dengarlah, hai anakku, dan jadilah bijak,
tujukanlah hatimu ke jalan yang benar.
20 Jangan berada di antara peminum anggur
atau orang yang rakus makan daging,
21 karena peminum dan orang yang rakus menjadi miskin,
dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.

Ibarat 16
22 Dengarkanlah ayahmu, yang memberimu kehidupan,
dan janganlah menghina ibumu pada masa tuanya.
23 Belilah kebenaran dan jangan menjualnya,
begitu juga hikmat, didikan, dan pengertian.
24 Ayah orang benar akan sangat gembira.
Orang yang memiliki anak bijak akan bersukacita karenanya.
25 Biarlah ayah dan ibumu bersukacita,
dan biarlah dia yang melahirkanmu bergembira.

Ibarat 17

26 Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku,
dan biarlah matamu menyukai jalan-jalanku.
27 karena mulut perempuan sundal adalah lubang jebakan yang dalam,
dan perempuan jalang adalah sumur yang sempit.
28 Ia pun menghadang seperti penyamun,
dan menambah jumlah pengkhianat di antara manusia.

Ibarat 18

29 Siapa mengaduh? Siapa mengerang?
Siapa bertengkar? Siapa mengeluh?
Siapa luka tanpa sebab? Siapa merah matanya?
30 Mereka yang berleha-leha dengan anggur,
dan yang pergi mencari anggur campuran.
31 Jangan pandang anggur meskipun merah warnanya,
meskipun mengkilat dalam gelas,
dan akan dengan lancar mengalir masuk.
32 Pada akhirnya anggur itu memagut seperti ular,
dan menyemburkan racun seperti ular berbisa.
33 Matamu akan melihat hal-hal yang aneh,
dan pikiranmu mengutarakan hal-hal yang kacau.
34 Engkau akan seperti orang yang berbaring di tengah laut,
seperti orang yang berbaring di ujung tiang kapal.
35 Engkau akan berkata, “Orang memukulku, tetapi aku tidak kesakitan,
orang menghajar aku, tetapi aku tidak merasakannya.
Kapan aku akan bangun?
Aku akan mencari anggur lagi.” 

Ibarat 19
1 Jangan iri hati terhadap orang-orang jahat,
dan jangan ingin bergaul dengan mereka,
2 karena hati mereka memikirkan kekerasan,
dan bibir mereka membicarakan kezaliman.

Ibarat 20
3 Dengan hikmat rumah dibangun,
dan dengan pengertian dikokohkan.
4 Dengan pengetahuan kamar-kamar dipenuhi
dengan segala harta yang berharga dan indah.

Ibarat 21

5 Orang bijak memiliki kuasa,
dan orang yang berpengetahuan memantapkan kekuatan.
6 Karena dengan tuntunan engkau dapat berperang,
dan jika banyak penasihat, ada kemenangan.

Ibarat 22
7 Hikmat terlalu tinggi bagi orang bodoh,
tidak berani ia membuka mulutnya di sidang pengadilan.

Ibarat 23

8 Siapa merancang kejahatan
akan disebut pembuat muslihat.
9 Rencana yang bodoh adalah dosa,
dan pencemooh dipandang keji oleh manusia.

Ibarat 24

10 Jika engkau melemah pada masa kesesakan,
kecillah kekuatanmu.

Ibarat 25

11 Lepaskanlah mereka yang ditawan untuk dibunuh,
dan tahanlah mereka yang sempoyongan menuju pembantaian.
12 Jikalau engkau berkata, “Sungguh, kami tidak tahu soal itu!”
Bukankah Dia, yang menguji hati, memahaminya?
Bukankah Dia, yang memelihara nyawamu, mengetahuinya?
Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.

Ibarat 26

13 Hai anakku, makanlah madu, karena itu baik,
dan madu murni manis untuk mulutmu.
14 Ketahuilah bahwa demikianlah hikmat bagi jiwamu:
jika engkau mendapatkannya, maka ada masa depan,
dan pengharapanmu tak akan putus.

Ibarat 27

15 Jangan mengincar kediaman orang benar seperti orang fasik,
jangan rusakkan tempat tinggalnya.
16 Walaupun orang benar jatuh tujuh kali, ia akan bangkit lagi,
tetapi orang fasik rubuh oleh malapetaka.

Ibarat 28
17 Jangan bersukacita saat musuhmu jatuh,
dan janganlah hatimu gembira saat ia terantuk,
18 supaya jangan Allah melihat hal itu dan mengangapnya jahat,
sehingga Ia memalingkan murka-Nya dari orang itu.

Ibarat 29

19 Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
dan jangan iri hati karena orang fasik,
20 karena tidak ada masa depan bagi orang jahat,
dan pelita orang fasik akan padam.

Ibarat 30

21 Hai anakku, takutlah kepada Allah dan raja,
dan jangan bergabung dengan para pemberontak,
22 karena keduanya dapat menimbulkan bencana dengan tiba-tiba,
dan siapa yang tahu kemalangan apa yang datang dari keduanya?

Rabu, 02 Januari 2013

THE LIGHTNING - Book One


SEBUAH NOVEL BERBAHASA INGGRIS

The Cronicles of The Dragron Brethren:
THE LIGHTNING - Book One
Narendra Stanislaus Martosudarmo
(13,5 x 23) cm; 205 hlm;  bookpaper; 2013
ISBN: 978-602-97719-7-8
Rp 80.000,00

Terbitan Terbatas
 
The Chronicles of the Dragon Brethren is a series of novels that I am currently writing. The characters in the novels are all dragons, and I am basing nearly all of them on my friends and peers from the school that I am currently studying.  I am the main character in the story. Because every one of my peers and friends have been so helpful and friendly towards me, I want to dedicate these novels to them by naming and basing the characters after each of them, and making them all dragons in my novels. 

There are seven different species of dragons in the novels and each and every one of my friends is portrayed as a dragon that shares the same personalities and appearances as them in real life. For example, if some of my friends are social, fast, and agile, their dragon is the Skyscale, a dragon that is speedy and alert on land or in air, and can shoot streams of wind from its mouth, as well as creating large gusts of wind by flapping its wings. If some of my friends are strong, courageous, and athletic, their dragon is the Flamefang, a large dragon that is fierce in battle, able to breathe copious amount of fire, and has the nasty habit of setting itself on fire to deter its enemies. Because I have quite a different personality than my friends, my dragon is the Thundertalon, the rarest and the fastest of all the dragons that has razor-sharp wings, a deadly roar, and the capability of shooting streams of lightning from its mouth. 

Like all main protagonists in many fantasy novels, I needed to have a love interest to add some romantic moments in the story. Because I see every girl in my grade as my sisters, I needed to find somebody outside my school to be my love interest. I do have numerous friends, some who are girls and are not at my school, but there is one girl in particular who has been very kind, helpful, and understanding towards me over the past few months. She and I have many things in common and I thought she could be my best friend in the first novel of the series, and later on will become my love interest in the novels that follow as our friendship grows into something that is much more powerful.

The story of how we met happened around 3 years ago. I was joining a youth camp at a resort, in the mountains of Bogor. The weather was mildly cool and the temperature of the air was cold, but much colder in the night. I was out sitting on a bench near the swimming pool looking for ideas and inspiration to write a novel and so far, it was not much of a success. Just when I was starting to run out of ideas, a female voice greeted me from behind. I turned around and I saw her for the very first time. She was around my age, a little shorter than me, with long, gleaming black hair, dark brown eyes, and a friendly smile. We introduced ourselves and she told me that our parents and older sisters were friends, so I immediately thought the two of us could be friends too. Since then, we spent a lot of time together around the resort. One night, I told her that I was looking for inspiration to write a novel. She then said that my story should be something about forming friendships, fighting enemies, and finding love, so that hopefully the book could become a best seller one day. I said to her that I’ve got great friends at my school, and I’ve learnt to stand up against those who have bossed me around and that I was on a sole quest to find the right girl for me. She then replied that sometimes love can be found in one of our closest friends. 

Within minutes I was struck with dozens of inspirations. I decided to write a novel that would contain friendship, action, mystery, comedy, and romance. She then added that the novel could be a part of a much bigger story, and that inspired me to write a series of novels. I was also inspired at the thought of the characters being my friends as dragons because dragons have fascinated me ever since I was a small kid. Since that night, I thanked her and owed her one big time, and she said no problem. When the holidays were about to end, she and I said our farewells, and I promised that I would dedicate my novel to her. That was the origin of the creation of ‘The Chronicles of the Dragon Brethren.’
 

Terbitan Baru "SPIRITUAL POPULAR" di Akhir Tahun 2012


SATU "KYAI" DUA "PENDETA"
Matius PS

(13,5 x 21) cm; 106 + vi hlm; HVS 70 gr; berwarna, 2012

No. ISBN: 978-602-97719-6-1
Rp 30.000

Sebuah buku spiritual popular yang berbicara bukan tentang religi, tetapi hal ilahi. Kumpulan sejumlah sketsa kehidupan dari kisah-kisah nyata. Setiap kisah diakhiri dengan petikan hikmah dari kisah-kisah itu. 

Terbitan "KIAT MELAWAN NASIB" di Akhir Tahun 2012


SIAPA BILANG YESUS=TUHAN?
Matius PS

(15 x 23) cm; 152 + viii hlm; HVS 70 gr; berwarna, 2012

No. ISBN: 978-602-97719-5-4
Rp 50.000



Buku “Siapa Bilang Yesus=Tuhan?” memaparkan sejumlah kisah nyata, di antaranya  penulis sendiri sebagai dukun putih. Dari kisah-kisah itu pergulatan apakah Yesus Tuhan berlangsung hingga adanya sebuah jawaban. 

            Yesus tidak membuat religi apapun. Dia menawarkan Jalan-Nya serta Kerajaan-Nya, Kerajaan Allah bagi manusia. Manusia bersukubangsa apa saja, berkaum apa saja, berbahasa apa saja. Seperti apapun latar belakangnya. Di hadapan-Nya  semua sama.