KITAB SUCI TAURAT & Zabur - Terjemahan Bahasa Indonesia
Paguyuban Pelestari Terjemahan 1912
(11,5 x 15) cm; 1935 hlm; 2014
ISBN: 978-602-14372-7-6
Harga Rp 100.000
Pada halaman judul setiap kitab terpampang sebagian naskah Ibrani dari kitab yang bersangkutan. Naskah tersebut adalah Codex Leningrad dari koleksi Firkowitch pertama (Naskah F1/B19a) yang tersimpan di Perpustakaan Nasional St. Petersburg, Rusia. Naskah ini merupakan naskah paling lengkap dari tradisi keluarga Ben Asher, yang juga dikenal sebagai naskah yang paling akurat. Penulisannya dilakukan tahun 1008-1009 oleh Samuil ibn Yakov, yang dalam salah satu naskahnya menyebut dirinya sebagai murid dari Harun ibn Musa ibn Asher. Tulisan di bagian atas dan bawah naskah merupakan catatan-catatan yang perlu, sedangkan tulisan-tulisan di antara kolom-kolom naskah memuat petunjuk tentang bagaimana bunyinya harus dilafalkan.
Aku berkata dalam hati, “Marilah, aku hendak mengujimu dengan kesukaan. Nikmatilah kesenangan!” Tetapi sesungguhnya, itu pun kesia-siaan. 2Tentang tawa aku berkata, “Itu gila!” dan tentang kesukaan, “Apa gunanya?” 3Kucoba menyukakan tubuhku dengan anggur, dan memegang kebodohan—sementara hatiku tetap menuntunku dengan hikmat. Aku ingin melihat apa yang baik bagi bani Adam, yang patut mereka lakukan di kolong langit ini sepanjang hidup mereka yang singkat itu.
4Kemudian kulakukan pekerjaan-pekerjaan besar: Kubangun bagi diriku rumah-rumah, kutanami bagi diriku kebun-kebun anggur. 5Kubuat bagi diriku kebun-kebun dan taman-taman, lalu kutanam di dalamnya segala jenis pohon buah-buahan. 6Kubuat pula bagi diriku kolam-kolam air untuk mengairi hutan tempat pohon-pohon tumbuh. 7Kubeli beberapa budak laki-laki dan perempuan, lalu ada budak-budak yang lahir di rumahku. Juga kumiliki banyak ternak berupa kawanan lembu dan kawanan kambing domba melebihi semua orang yang hidup di Yerusalem sebelum aku. 8Selain itu kukumpulkan bagi diriku perak, emas, dan harta benda dari raja-raja serta provinsi-provinsi. Kudapatkan bagi diriku para biduan dan biduanita, serta kesukaan bani Adam, yaitu banyak gundik. 9Maka aku menjadi semakin besar, lebih daripada semua orang yang hidup di Yerusalem sebelum aku. Sementara itu, hikmatku tetap ada pada-ku.
10Apa pun yang diinginkan mataku tidak kutahan, dan aku tidak mencegah hatiku dari segala kesukaan karena hatiku bersukacita atas segala jerih lelahku. Itulah bagianku dari segala jerih lelahku.
11Lalu kupandang segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku, dan jerih lelah yang telah kuupayakan untuk mengerjakannya. Lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menggenggam angin. Tidak ada keuntungan di bawah matahari.
12Kemudian aku berpaling untuk mengamati hikmat, kegilaan, dan kebodohan. Apakah yang dapat dilakukan orang yang menggantikan raja? Hanya apa yang sudah lama dilakukan.
13Kulihat bahwa hikmat lebih berfaedah daripada kebodohan, sebagaimana terang lebih berfaedah daripada kegelapan.
14Orang bijak memiliki mata di kepalanya, sedangkan orang bodoh berjalan dalam kegelapan. Tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama berlaku atas mereka semua.
13Kulihat bahwa hikmat lebih berfaedah daripada kebodohan, sebagaimana terang lebih berfaedah daripada kegelapan.
14Orang bijak memiliki mata di kepalanya, sedangkan orang bodoh berjalan dalam kegelapan. Tetapi aku tahu juga bahwa nasib yang sama berlaku atas mereka semua.
15Maka aku berkata dalam hati, “Nasib yang berlaku atas orang bodoh juga akan berlaku atasku. Kalau begitu, mengapa aku harus lebih bijak?”
masih adakah?
BalasHapus